Posted by : Unknown
Jun 11, 2010
Sudah hampir 1 minggu Udin tidak masuk sekolah. Udin teman sebangku Ardi, sekaligus sahabatnya. Ardi sangat kehilangan sahabatnya itu. Tetapi, Udin tidak memberi tahu pihak sekolah ataupun Ardi sendiri. Hal itu membuat Ardi cemas.
Mungkin Udin sakit, pikir Ardi. Ia ingat, 8 hari yang lalu Udin terlihat murung. Ardi menanyakan keadaan sahabatnya itu, tetapi Udin tidak bercerita. Sesudah itu, Udin tidak masuk sekolah hingga sekarang. Ardi telah datang ke rumah Udin, tetapi ternyata Udin telah tidak ada telah pindah. Tetangganya tidak ada yang tahu kemana perginya keluarga Udin.
Udin adalah seorang anak yang dibesarkan oleh keluarga kurang mampu. Kadang-kadang, sepulang sekolah Udin membantu orang tuanya dengan berjualan majalah dan koran di perempatan jalan raya.
Lain dengan Ardi, ia adalah seorang anak yang berada dalam keluarga yang serba kecukupan. Tetapi persahabatannya dengan Udin erat sekali. Perbedaan status keluarga tidak menghalangi persahabatan mereka sehingga ketika Udin tidak masuk sekolah, Ardi cemas memikirkan Udin. Ardi menceritakannya kepada Ibunya.
"Sebaiknya kamu datang kerumahnya, Ardi mungkin sedang mendapat masalah atau dia sakt". Udin dekat dengan keluarga Ardi karena sering main kerumah Ardi, sehingga orang tua Ardi sayang juga terhadap Udin.
"Sudah,Bu." Tetapi Udin sudah pindah rumah dan tidak ada yang tahu kemana perginya keluarga Udin.
Esok harinya Ardi hendak pergi keluar kota. Di perjalanan, Ardi melihat orang yang sedang mengerumuni sesuatu. epatnya seseorang. Mobil yang dikendarai oleh ayah Ardi berhenti untuk melihat.
Entah mengapa tiba-tiba Ardi teringat Udin sahabatnya, lalu ia keluar dari mobilnya dan berlari menuju kerumunan itu. Ternyata seorang ibu yang kelihatannya akan melahirkan. Ardi kembali ke dalam mobil dan keluarganya melanjutkan perjalanan.
Ketika di sebuah perempatan, Ardi mendengar sebuah suara yag sedang menjajakan Koran. Suara itu tidak asing lagi bagi Ardi, Ardi membuka kaca mobil dan menoleh pada sumber suara itu.
"Udin......!!!" teriak Ardi. Udin pun menoleh dan melambaikan tangannya.Ayah Ardi menghentikan mobilnya.
Dengan terburu-buru Ardi keluar dari mobilnya dan berlari menghampiri Udin. Akhirnya kedua sahabat itu berpelukan. Ardi mengajak Udin ke mobilnya. Perjalanan keluarga Ardi dibatalkan. Mereka kembali ke rumah.
"Aku sebenarnya sudah dikeluarkan dari sekolah Ardi. Sudah empat bulan aku tidak membayar uang sekolah, padahal ibuku sakit parah dan ayahku bekerja ke kota. Aku dan keluargaku sekarang menumpang di rumah saudara dari ibu karena ibu tidak bisa membayar sewa rumah yang dulu,"jelas Udin.
"Kenapa kamu tidak bercerita kepadaku?" Tanya Ardi.
"Aku tahu kamu baik padaku, hingga aku takut untuk menceritakan ini karena aku tidak mau merepotkan keluargamu. Maafkan aku, Ardi."
Sekarang Ardi tidak kesepian. Hari-harinya dijalani bersama sahabatnya. Udin kembali bersekolah berkat ayah Ardi. Tali persahabatanpun semakin erat terjalin dalam hati mereka.
Mungkin Udin sakit, pikir Ardi. Ia ingat, 8 hari yang lalu Udin terlihat murung. Ardi menanyakan keadaan sahabatnya itu, tetapi Udin tidak bercerita. Sesudah itu, Udin tidak masuk sekolah hingga sekarang. Ardi telah datang ke rumah Udin, tetapi ternyata Udin telah tidak ada telah pindah. Tetangganya tidak ada yang tahu kemana perginya keluarga Udin.
Udin adalah seorang anak yang dibesarkan oleh keluarga kurang mampu. Kadang-kadang, sepulang sekolah Udin membantu orang tuanya dengan berjualan majalah dan koran di perempatan jalan raya.
Lain dengan Ardi, ia adalah seorang anak yang berada dalam keluarga yang serba kecukupan. Tetapi persahabatannya dengan Udin erat sekali. Perbedaan status keluarga tidak menghalangi persahabatan mereka sehingga ketika Udin tidak masuk sekolah, Ardi cemas memikirkan Udin. Ardi menceritakannya kepada Ibunya.
"Sebaiknya kamu datang kerumahnya, Ardi mungkin sedang mendapat masalah atau dia sakt". Udin dekat dengan keluarga Ardi karena sering main kerumah Ardi, sehingga orang tua Ardi sayang juga terhadap Udin.
"Sudah,Bu." Tetapi Udin sudah pindah rumah dan tidak ada yang tahu kemana perginya keluarga Udin.
Esok harinya Ardi hendak pergi keluar kota. Di perjalanan, Ardi melihat orang yang sedang mengerumuni sesuatu. epatnya seseorang. Mobil yang dikendarai oleh ayah Ardi berhenti untuk melihat.
Entah mengapa tiba-tiba Ardi teringat Udin sahabatnya, lalu ia keluar dari mobilnya dan berlari menuju kerumunan itu. Ternyata seorang ibu yang kelihatannya akan melahirkan. Ardi kembali ke dalam mobil dan keluarganya melanjutkan perjalanan.
Ketika di sebuah perempatan, Ardi mendengar sebuah suara yag sedang menjajakan Koran. Suara itu tidak asing lagi bagi Ardi, Ardi membuka kaca mobil dan menoleh pada sumber suara itu.
"Udin......!!!" teriak Ardi. Udin pun menoleh dan melambaikan tangannya.Ayah Ardi menghentikan mobilnya.
Dengan terburu-buru Ardi keluar dari mobilnya dan berlari menghampiri Udin. Akhirnya kedua sahabat itu berpelukan. Ardi mengajak Udin ke mobilnya. Perjalanan keluarga Ardi dibatalkan. Mereka kembali ke rumah.
"Aku sebenarnya sudah dikeluarkan dari sekolah Ardi. Sudah empat bulan aku tidak membayar uang sekolah, padahal ibuku sakit parah dan ayahku bekerja ke kota. Aku dan keluargaku sekarang menumpang di rumah saudara dari ibu karena ibu tidak bisa membayar sewa rumah yang dulu,"jelas Udin.
"Kenapa kamu tidak bercerita kepadaku?" Tanya Ardi.
"Aku tahu kamu baik padaku, hingga aku takut untuk menceritakan ini karena aku tidak mau merepotkan keluargamu. Maafkan aku, Ardi."
Sekarang Ardi tidak kesepian. Hari-harinya dijalani bersama sahabatnya. Udin kembali bersekolah berkat ayah Ardi. Tali persahabatanpun semakin erat terjalin dalam hati mereka.
