Posted by : Unknown Jun 28, 2010


PERCEPATAN DIRI
Seorang muslim hendaknya berlaku bagaikan seorang pelari marathon yang ketika harus berlari dalam jarak jauh, ia akan berlaku seefisien mungkin dalam mengelola sumber daya yang dia bawa dan menghindari kemubadziran.

Suatu ketika di Masjidil Haram, seorang guru tengah menyampaikan ilmu kepada murid-muridnya. Dengan lugas, jelas, dan komunikatif guru tersebut mengajarkan materi aqidah, akhlaq, fiqih, muamalah, dan hukum-hukum kriminal. Namun, ada yang sedikit ganjil, ternyata guru tersebut tampak jauh lebih muda daripada muridnya. Bahkan di tengah proses belajar mengajar ia meminta izin untuk minum, padahal siang itu adalah bulan Ramadhan. Kontan saja ulahnya menuai protes dari para muridnya.


"Guru mengapa anda minum, padahal ini bulan Ramadhan?" tanya muridnya
"Benar, tapi aku belum wajib puasa," jawabnya singkat

Siapakah pak guru yang terlihat nyeleneh tersebut? Beliau adalah Muhammad bin Idris Asy-Syafi'i, yang lebih dikenal dengan Imam Syafi'i.


Kita tidak usah heran dengan fragmen tersebut di atas, karena pada usia yang belum baligh Imam Syafi'i telah menjadi ulama' besar yang disegani.


Sebagai ilustrasi, pada usia 9 tahun ia sudah hafal Al-Qur'an, usia 10 tahun isi kitab Al-Muwaththa karya Imam Malik yang berisi 1720hadits pilihan juga telah mampu ia hafalkan dengan sempurna, dan di usia 15 tahun dia telah menduduki jabatan mufti di kota Makkah. Kedudukan tersebut memungkinkan beliau memberi fatwa dan mengajar di Masjidil Haram, bahkan di usia tersebut ia telah dikenal mumpuni dalam bidang bahasa dan sastra Arab, hebat dalam bersyair, hebat dalam berqira'at, sertamemiliki pengetahuan tentang adat istiadat Arab yang asli.


Demikianlah, Imam Syafi'i berhasil melakukan lompatan dan percepatan dalam hidupnya.


MENDIRIKAN SHALAT
Tahukah kalian bahwa shalat merupakan ibadah yang paling tinggi nilainya, serta pertanyaan yang pertama kali ditanyakan oleh ALLAH SWT melalui malaikat-malaikatNya kelak di akhirat? Sesungguhnya shalat dengan penuh khusyuk dan tawadu' akan lebih mendekatkan diri pada ALLAH SWT, seolah dia ada di hadapan kita. Andai kita tidak mampu dan memang kita benar-benar tidak akan mampu melihatNya, sesungguhnya ALLAH senantiasa mengawasi dan melihat kita. KArena itu menegakkan shalat terutama 5 waktu, kemudian menegakkan Qiyamul Lail. Ketika itu hati kita merasakan kedamaian yang luar biasa. Betapa tidak kita di hadapan ALLAH yang Maha Mengabulkan Do'a dan Maha Berkuasa seluruh alam semesta.

Shalat sesungguhnya dan sejatinya lebih mengidentifikasikan pada kepribadian kita untuk bergerak dan berbuat. Cerminan ini akan terlihat manakala sang hamba benar-benar menjiwai dan menerapkan nilai-nilai shalat dalam kehidupan sehari-hari. Jiwa akan tenang, bersih, dan tidak ragu dalam melangkah sehingga akan terpancar suatu hal yang baik, serta berguna bagi sesama dan juga lingkungannya. Indikasi untuk berkecenderungan berbuat jahat dan dzalim akan sirna, karena setiap gerak langkahnya senantiasa dalam pengawasanNya.

Kiranya dengan menegakkan shalat, bermunajah di haribaan ALLAH, kepadaNya tempat kita beribadah dan memohon, sedang kepada sesama manusia tempat kita peduli dan memberi. Bila ini secara konsisten dan Istiqomah ditegakkan, maka InsyaAllah akan memiliki nilai-nilai dalam meretas generasi unggul.

AGENT of CHANGE
Remaja kerap dikenal dan akrab dengan istilah "agen perubahan", tapi perubahan seperti apa yang dimaksud? Tentu perubahan ke arah kebaikan.

Bagi remaja, ini berarti mereka tidak boleh puas dengan prestasi yang telah dicapai. Oleh karena itu mereka perlu melakukan perubahan secara taat azas, berlanjut, istiqomah dan berkesinambungan.

Change management telah menjadi topik yang sangat populer dibahas dalam satu dasawrsa terakhir ini. Kebutuhan untuk berubah semakin kuat karena saat ini telah terjadi revolusi di bidang teknologi yang lebih dikenla dengan IT. Pada era ini, siapapun tidak lagi cukup memenangkan suatu pertandingan dalam arena persaingan yang semakin kompleks. Dengan kata lain, untuk sukses dan unggul, diperlukan kemenangan yang terus-menerus atau berkelanjutan.

RASULULLAH SAW IDOLAKU
Jauh berabad-abad yang lalu sebelum Daniel Goleman mempopulerkan EQ (Emotional Quotient), Rasulullah SAW telah mengajarkan EQ kepadakaum muslimin melalui akhlaqul karimah yang tiada duanya di dunia. Rasulullah telah menunjukkan betapa akhlak mulia mampu membawanya sebagi manusia unggul dan paling berpengaruh di dunia ini. Karena itu, asumsi Goleman bahwa yang palig berpengaruh dalam kesuksesan hidup bukanlah IQ (Intelektual Quotient), melainkan EQ dapat dibenarkan ketika kita melihat contoh konkrit pada diri rasulullah.

Rasulullah dipercaya dan dihormati karena ketinggian akhlaknya. Beliau dicintai karena curahan kasih sayangnya yang tiada tara kepada umat manusia. Beliau diagungkan karena kerendahan hatinya. Demikianlah hingga kecerdasan emosional yang dimiliki rasul utusan Allah ini, menjadi buah kerinduan yanng membuat umat kerap menitikkan air mata ingin berjumpadengan beliau walau sekedar lewat mimpi.

Nilai-nilai nurani (values of being) yang mencakup kejujuran, keberanian, cinta damai, keandalan, potensi diri, disiplin diri dan tahu batas, serta kemurnian, kelurusan dan kesucian diajarkan RAsulullah lewat perkataan dan tindakan. Begitupun nilai-nilai memberi (values of giving) yang mencakup kesetiaan, amanah, rasa hormat, cinta, kasih sayang tidak egois, baik hati dan ramah, serta adil dan murah hati. Sifat baik telah melekat pada diri Rasulullah hingga akhir hayatnya sehingga beliau dijuluki Al-Amin (Orang Terpercaya). Allah dalam ayat-ayatNya menyebut Rasulullah merupakan uswatun khasanah bagi umat manusia. Itu artinya beliau memang teladan terbaik bagi kita dan harus diikuti. Beliau telah memberi contoh real bagaimana kita hidup,Islam tidak sekedar menjadi way of life (pedoman hidup), melainkan hendaknya dapat menjadi solusi dalam menyelesaikan problematika kehidupan umat manusia.

Kesimpulannya, Rasulullah sesungguhnya adalah sumber teladan kecerdasan emosional bagi kita. Cara beliau adalah cara terbaik yang perlu diyakini dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Disamping itu muara IQ mauppun EQ adalah penyerahan diri kepada Allah. Karena itu seseorang yang memiliki keduanya adalah sosok manusia yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. Mereka sangat berpotensi menjadi generasi unggul.


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Artikel Populer

Powered by Blogger.

- Copyright © Blog Ubay | Ubay Nizar | Powered by Blogger | Designed by Ubay Nizar -